Kamis, 15 Agustus 2013

[Fanfic] LYCORIS (Epilog)

LYCORIS (Epilog)


“Kau yakin akan melakukannya ?” Ikuma sedikit khawatir dengan Ken yang kini telah menenteng gitar akustik milik kakaknya yang kini telah tiada.
“Bukan masalah aku yakin atau tidak, yang terpenting aku sekarang ingin melakukan ini.....untuknya” Ken merendahkan suara di kalimat terakhirnya. Dan kini Ken telah berjalan menuju panggung yang ada di barnya itu.

Ikuma hanya berharap bahwa Ken akan baik-baik saja.
“Tak ada yang perlu kau cemaskan darinya, kau lihat ia kini telah dewasa.” Reika menepuk bahu Ikuma dari samping. Kedua bola matanya menatap Ken yang tengah berdiri di depan para fans mereka. Bukan hanya fans, melainkan orang-orang yang mengenal Ken dan kakaknya Ibuki, hadir disana.
Tanpa menoleh Ikuma hanya menganggukkan kepalanya pelan. “Iya, kau benar Reika-san.”

'Benar Ken, kakakmu sekarang pasti bahagia dan bangga jika ia bisa melihatmu sekarang. Kau yang kini berdiri dengan kakimu sendiri.'


AND. Tanpa Ken, mereka akhirnya memutuskan untuk bubar. Pukulan telak bagi Ken, karena ia adalah penyebabnya. Namun berkali-kali Kili, Ikuma, Peco, dan Kaji mengatakan ini bukanlah salahnya. Itu semua adalah keputusan bersama. Karena bila tak ada Ken, maka tak akan ada AND, band yang telah mereka besarkan bersama.
Sekitar 6 bulan setelah kematian Ibuki dan sekitar 2 bulan AND bubar, Ken mendirikan sebuah bar. Bukan tanpa alasan kenapa ia akhirnya mendirikan bar dengan hasil ‘pekerjaannya’ dulu sebagai seorang bassist di AND. Ia masih mencintai musik, maka dari itu bar dengan konsep bisa bertemu dengan para musisi itu ia dirikan. Hampir setiap hari beberapa temannya –yang merupakan musisi- selalu mengisi hiburan disana dengan membawakan beberapa lagu. Mimpi Ken menjadi musisi mungkin tak bisa lagi ia capai, namun dengan apa yang ia lakukan sekarang paling tidak kini ia bisa sedikit dekat dengan mimpinya dulu dan masih bisa bertemu dengan semua orang yang telah mendukungnya selama ini. Baik para fans atau pun teman-teman sesama musisinya.

Malam itu adalah ulang tahun sang kakak, Ibuki. Ken yang sudah 8 bulan tak pernah berdiri lagi di atas panggung itu pun memutuskan ingin membawakan sebuah lagu yang ia persembahkan untuk kakaknya. Dan kini ia sudah berdiri di depan teman-temannya.
Di sampingnya terdapat beberapa teman-temannya yang akan menemaninya. Ada K yang menemaninya memainkan gitar, Chiyu yang akan menemaninya dengan bassnya,  dan Shinpei yang akan menemaninya pada drum yang berada di belakang mereka.

Ken memakai baju kasual, kaos hitam yang dilapisi oleh blazer hitam dan celana jeans biru. Rambut coklat tuanya yang tak begitu panjang ia acak sembarangan.
Sudah lama ia tak berdiri di atas panggung, membuatnya sedikit grogi. Namun demi sang kakak yang kini telah meninggalkannya ia tenangkan pikirannya.
Ken berada di tengah, duduk di kursi yang telah disediakan. Di sampingnya terdapat K dan Chiyu yang duduk juga. Mereka tersenyum ke arah Ken, menguatkannya.
Bisa Ken lihat di beberapa bangku yang disediakan beberapa teman-temannya.

'Nii-san, ini untukmu. Tanjoubi omedetou, aku tahu kau telah bahagia di sana, dan semoga lagu ini sampai kepadamu.'

Mereka terdiam. Menatap intents Ken yang membenarkan letak stand microfonnya.
“Terima kasih untuk semua yang telah datang malam ini. Bagiku kalian adalah alasan kenapa aku bisa di atas panggung lagi seperti sekarang, meskipun hanya 1 lagu tapi aku merasa aku kembali lagi ke dunia yang sudah membesarkan namaku dan yang telah menjadi mimpiku selama ini.” Ken tersenyum, mengedarkan pandangannya.

“Untuk kakakku yang telah mengajariku semuanya, untuk semua cinta kasihnya, dan untuk pelajaran yang tak pernah aku dapat jika aku tak bertemu dengannya, aku tahu kau telah bahagia disana. Ibuki Nii-san Otanjoubi Omedetou.”

Hening.

Ken mulai memetik senar gitar akustik kakaknya.

....................
Furikaereba itsudatte
Kawaranu kimi no egao ga atta
Arukitsukare tachidomaru hi mo
Chiisa na yorokobi no hi mo
(Sometimes, If I turn and look back
To where your unchanging smile was,
Both on the day when I stood
Still after walking to exhaustion and on the day of that small delight

Kono ryoute ni kakaekirenai
Ai wo oshiete kureta
(When you tought me a love
That couldn’t be carried in my two hands alone)

Ah atatakaku sotto yasashiku
Yomigaeru kaze wa
Mada ano hi no mama no
Mabushisa de
Fukinukete yuku yo
(Ah, still that warmly
So tenderly reawakened breeze
Keeps on blowing through
With the same kind of radiance it
Had on that day)

Uragiru koto no tsumibukasa wo
Shinjiaeru koto no tsuyosa wo
Kazoekirenu hiru to yoru wo
Mune ni shimatteyukou
(The depth of guilt of that which betrays,
The strength of belief in each other
The countless noons and nights
I take these things into my heart before I go)

Wakare to deai no michi wo
Kizu tsukinagara bokura wa
Aruteiyuku n’ da ne
(On the road of meetings and partings,
While we’re being hurt
We keep on walking, don’t we ?)

Ah atatakaku sotto yasashiku
Yomigaeru kaze wa
Ima hitori sora wo mitsumeteru
Boku ni hohoendeiru
Mada ano hi no mama no
Mabushisa de
Te wo futteiru
Kimi wa everlasting memory
(Ah, now that warmly,
so tenderly reawakened breeze
Keeps gazing at the lonely sky
And smiling down on me
Still with the same radiance it
Had on that day
I keep maving my hand
At the everlasting memory of you)

Tak terasa setetes air mata jatuh tepat di akhir nyanyiannya. Mereka yang ada di dalam bar itu terdiam, hanyut dalam suara nyanyiian dan musik yang Ken beserta teman-temannya bawakan.
Ken memang tak sebaik Ikuma dalam hal bernyanyi, namun seluruh perasaan yang ia curahkan melalui lagu itu yang membuatnya bisa menghipnotis semua yang ada di sana dan ia yakin perasaannya tersampaikan. Dan air mata itu yang menjadi saksinya.

Riuh tepuk tangan terdengar, Ken tersenyum puas. Ia bisa melihat Ikuma beserta teman-temannya yang lain tersenyum bangga ke arahnya.
Memang hanya ini yang bisa ia berikan untuk Ibuki. Selain bunga lycoris merah yang tadi pagi ia bawa ketika mengunjungi makamnya. Namun ia tahu kado terbaik yang diinginkan sang kakak adalah membuat diri Ken sendiri bahagia.

Malam itu Ken menghabiskan waktu di barnya seperti biasa beserta teman-temannya. Namun ada perasaan lain yang ia rasakan ketika ia tadi berada di atas panggung dan menyanyikan lagu untuk Ibuki. Rasa hangat yang menjalar seperti ketika ia bersama sang kakak. Ken semakin menyadari, membuat orang lain bahagia karenanya lah yang membuat perasaan hangat itu muncul kembali.
Dan ia telah berjanji, ia akan membuat orang-orang yang ada disekelilingnya bahagia, karena seperti itulah yang kakaknya dan ia inginkan. Jawaban kenapa ia ada di dunia.

----OWARI----


*song : Kimi ga Iru by Galla (Ost Initial D second stage)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About