LYCORIS (Epilog)
“Kau yakin akan melakukannya ?”
Ikuma sedikit khawatir dengan Ken yang kini telah menenteng gitar akustik milik
kakaknya yang kini telah tiada.
“Bukan masalah aku yakin atau
tidak, yang terpenting aku sekarang ingin melakukan ini.....untuknya” Ken
merendahkan suara di kalimat terakhirnya. Dan kini Ken telah berjalan menuju
panggung yang ada di barnya itu.
Ikuma hanya berharap bahwa Ken
akan baik-baik saja.
“Tak ada yang perlu kau cemaskan
darinya, kau lihat ia kini telah dewasa.” Reika menepuk bahu Ikuma dari
samping. Kedua bola matanya menatap Ken yang tengah berdiri di depan para fans
mereka. Bukan hanya fans, melainkan orang-orang yang mengenal Ken dan kakaknya
Ibuki, hadir disana.
Tanpa menoleh Ikuma hanya
menganggukkan kepalanya pelan. “Iya, kau benar Reika-san.”
'Benar Ken, kakakmu sekarang pasti bahagia dan bangga jika ia bisa
melihatmu sekarang. Kau yang kini berdiri dengan kakimu sendiri.'
AND. Tanpa Ken, mereka akhirnya
memutuskan untuk bubar. Pukulan telak bagi Ken, karena ia adalah penyebabnya.
Namun berkali-kali Kili, Ikuma, Peco, dan Kaji mengatakan ini bukanlah
salahnya. Itu semua adalah keputusan bersama. Karena bila tak ada Ken, maka tak
akan ada AND, band yang telah mereka besarkan bersama.
Sekitar 6 bulan setelah kematian
Ibuki dan sekitar 2 bulan AND bubar, Ken mendirikan sebuah bar. Bukan tanpa
alasan kenapa ia akhirnya mendirikan bar dengan hasil ‘pekerjaannya’ dulu
sebagai seorang bassist di AND. Ia masih mencintai musik, maka dari itu bar
dengan konsep bisa bertemu dengan para musisi itu ia dirikan. Hampir setiap
hari beberapa temannya –yang merupakan musisi- selalu mengisi hiburan disana
dengan membawakan beberapa lagu. Mimpi Ken menjadi musisi mungkin tak bisa lagi
ia capai, namun dengan apa yang ia lakukan sekarang paling tidak kini ia bisa
sedikit dekat dengan mimpinya dulu dan masih bisa bertemu dengan semua orang
yang telah mendukungnya selama ini. Baik para fans atau pun teman-teman sesama
musisinya.
Malam itu adalah ulang tahun sang
kakak, Ibuki. Ken yang sudah 8 bulan tak pernah berdiri lagi di atas panggung
itu pun memutuskan ingin membawakan sebuah lagu yang ia persembahkan untuk
kakaknya. Dan kini ia sudah berdiri di depan teman-temannya.
Di sampingnya terdapat beberapa
teman-temannya yang akan menemaninya. Ada K yang menemaninya memainkan gitar,
Chiyu yang akan menemaninya dengan bassnya, dan Shinpei yang akan menemaninya pada drum
yang berada di belakang mereka.
Ken memakai baju kasual,
kaos hitam yang dilapisi oleh blazer hitam dan celana jeans biru. Rambut coklat
tuanya yang tak begitu panjang ia acak sembarangan.
Sudah lama ia tak berdiri di atas
panggung, membuatnya sedikit grogi. Namun demi sang kakak yang kini telah
meninggalkannya ia tenangkan pikirannya.
Ken berada di tengah, duduk di
kursi yang telah disediakan. Di sampingnya terdapat K dan Chiyu yang duduk
juga. Mereka tersenyum ke arah Ken, menguatkannya.
Bisa Ken lihat di beberapa bangku
yang disediakan beberapa teman-temannya.
'Nii-san, ini untukmu. Tanjoubi omedetou, aku tahu kau telah bahagia di
sana, dan semoga lagu ini sampai kepadamu.'
Mereka terdiam. Menatap intents
Ken yang membenarkan letak stand microfonnya.
“Terima kasih untuk semua yang
telah datang malam ini. Bagiku kalian adalah alasan kenapa aku bisa di atas
panggung lagi seperti sekarang, meskipun hanya 1 lagu tapi aku merasa aku
kembali lagi ke dunia yang sudah membesarkan namaku dan yang telah menjadi
mimpiku selama ini.” Ken tersenyum, mengedarkan pandangannya.
“Untuk kakakku yang telah
mengajariku semuanya, untuk semua cinta kasihnya, dan untuk pelajaran yang tak
pernah aku dapat jika aku tak bertemu dengannya, aku tahu kau telah bahagia
disana. Ibuki Nii-san Otanjoubi Omedetou.”
Hening.
Ken mulai memetik senar gitar
akustik kakaknya.
....................
Furikaereba itsudatte
Kawaranu kimi no egao ga atta
Arukitsukare tachidomaru hi mo
Chiisa na yorokobi no hi mo
(Sometimes, If I turn
and look back
To where your
unchanging smile was,
Both on the day when
I stood
Still after walking
to exhaustion and on the day of that small delight
Kono ryoute ni kakaekirenai
Ai wo oshiete kureta
(When you tought me a
love
That couldn’t be
carried in my two hands alone)
Ah atatakaku sotto yasashiku
Yomigaeru kaze wa
Mada ano hi no mama no
Mabushisa de
Fukinukete yuku yo
(Ah, still that
warmly
So tenderly
reawakened breeze
Keeps on blowing
through
With the same kind of
radiance it
Had on that day)
Uragiru koto no tsumibukasa wo
Shinjiaeru koto no tsuyosa wo
Kazoekirenu hiru to yoru wo
Mune ni shimatteyukou
(The depth of guilt
of that which betrays,
The strength of
belief in each other
The countless noons
and nights
I take these things
into my heart before I go)
Wakare to deai no michi wo
Kizu tsukinagara bokura wa
Aruteiyuku n’ da ne
(On the road of
meetings and partings,
While we’re being
hurt
We keep on walking,
don’t we ?)
Ah atatakaku sotto yasashiku
Yomigaeru kaze wa
Ima hitori sora wo mitsumeteru
Boku ni hohoendeiru
Mada ano hi no mama no
Mabushisa de
Te wo futteiru
Kimi wa everlasting memory
(Ah, now that warmly,
so tenderly reawakened
breeze
Keeps gazing at the
lonely sky
And smiling down on
me
Still with the same
radiance it
Had on that day
I keep maving my hand
At the everlasting
memory of you)
Tak terasa setetes air mata jatuh
tepat di akhir nyanyiannya. Mereka yang ada di dalam bar itu terdiam, hanyut
dalam suara nyanyiian dan musik yang Ken beserta teman-temannya bawakan.
Ken memang tak sebaik Ikuma dalam
hal bernyanyi, namun seluruh perasaan yang ia curahkan melalui lagu itu yang
membuatnya bisa menghipnotis semua yang ada di sana dan ia yakin perasaannya
tersampaikan. Dan air mata itu yang menjadi saksinya.
Riuh tepuk tangan terdengar, Ken
tersenyum puas. Ia bisa melihat Ikuma beserta teman-temannya yang lain
tersenyum bangga ke arahnya.
Memang hanya ini yang bisa ia
berikan untuk Ibuki. Selain bunga lycoris merah yang tadi pagi ia bawa ketika
mengunjungi makamnya. Namun ia tahu kado terbaik yang diinginkan sang kakak
adalah membuat diri Ken sendiri bahagia.
Malam itu Ken menghabiskan waktu
di barnya seperti biasa beserta teman-temannya. Namun ada perasaan lain yang ia
rasakan ketika ia tadi berada di atas panggung dan menyanyikan lagu untuk Ibuki.
Rasa hangat yang menjalar seperti ketika ia bersama sang kakak. Ken semakin
menyadari, membuat orang lain bahagia karenanya lah yang membuat perasaan hangat
itu muncul kembali.
Dan ia telah berjanji, ia akan
membuat orang-orang yang ada disekelilingnya bahagia, karena seperti itulah
yang kakaknya dan ia inginkan. Jawaban kenapa ia ada di dunia.
----OWARI----
*song : Kimi ga Iru by Galla (Ost
Initial D second stage)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar