Jumat, 10 Juli 2015

[Fanfic] FOR YOU


Title          : FOR YOU

Fandom    : BORN

Cast          : Ray, Ryoga, K, Tomo, dll (?)

Genre       : General

Rating      : T

Author     : Lycoris

Dibuat dalam rangka ulang tahun Ray



Didorongnya dengan keras pintu studio tempat mereka berempat latihan. Lelaki dengan warna rambut coklat itu kesal, dan lelah. Bagaimana tidak ? 3 jam mereka berada di studio tapi selalu saja salah tempo. Entah itu suara Ryoga yg fals, senar gitar K yg putus, Tomo yg salah tempo, dan lain sebagainya. Belum lagi dia yg sudah menunggu mereka bertiga sejak jam 9 pagi ! sedangkan Ryoga, Tomo, dan K baru muncul pukul setengah 1 !
“Tjh !” Ray mengumpat pelan sembari keluar dari studio. Membanting pintu kayu yg membuat ketiga temannya terdiam.
Di pakainya kardigan tipis perpaduan warna hitam dan abu-abunya sembari dia jalan. Karena tidak mungkin sekarang dia memakai jaket tebal kan ? Jepang tengah dilanda musim panas.
Tidak ada yg berani menanyai ataupun menyapa Ray begitu dia berpapasan dengan beberapa staff studio. Tidak ada. Mereka tau, jika Ray keluar dengan wajah datar tanpa lengkungan tipis senyumnya berarti dia sedang marah besar. Apalagi ditambah tidak adanya teman-teman satu bandnya di sekitarnya –karena kebiasaan BORN setiap selesai latihan pasti akan keluar bersama.
Begitu lelaki itu keluar dari gedung dihirupnya udara musim panas. Berjalan ke kanan menyusuri trotoar yg dipenuhi oleh para pejalan kaki sepertinya.
.
.
“Woi woii sepertinya dia marah sungguhan.” Ryoga berkata pelan kepada kedua temannya yg hanya menatap punggung sang leader sampai menghilang, meninggalkan pintu studio yg bergetar karena didorong dengan kuat.
Tomo mengecek symbalnya, “Bukankah itu tujuan kita. Membuatnya marah.”
Aho ! kau tau kan dia kalau marah susah untuk diredakan.” K menatap Ryoga dan Tomo bergantian. “Dia memang jarang sekali marah, tapi sekali dia marah kita akan membutuhkan minimal 3 hari untuk bisa seperti biasa.”
Tomo menghampiri Ryoga, mengambil duduk di sofa kecil berwarna coklat muda. “Apalagi besok malam kita ada live ulang tahun Ray.”
“Ray tidak akan membawa rasa marahnya di atas panggung, meskipun yaaah kau---“ K menunjuk Ryoga yg sedang memainkan tangannya.
“Apa ?” Reflek Ryoga menoleh ke arah si gitaris.
“Meskipun terkadang kau berusaha mendekatinya hanya sekedar memberikan fan service kepada para fans, tapi kau ingat kan yg terakhir ? Ray tidak akan menanggapi. Paling dia hanya akan tersenyum tipis, dan percayalah itu bukan senyum tulusnya.” K mengingat kejadian live bulan lalu yg dengan sengaja Ryoga mendekati Ray kemudian menyentuh dada bidangnya di tengah dia bermain gitar. “Itu saja ketika dia tidak marah, apalagi kalau dia marah.”
“Kau hanya akan mendapat lirikan menakutkannya.” Tomo menambahi.
Ryoga masih diam sambil manggut-manggut menaggapi obrolan kedua temannya. “Mau bagaimana lagi, Ray tidak pernah berubah sejak dulu.”
.
.
.
Ray menegak gelas terakhir sakenya. Sudah 3 botol besar sake dia minum malam itu. Di tempat biasa dia melepaskan stres karena pekerjaannya, sebuah kedai kecil yg berada di dalam sebuah gang sempit. Tak banyak orang yg tau tentang keberadaan kedai sake itu. Bahkan Ryoga dkk tidak pernah mengetahuinya, karena tempat itu adalah tempat rahasia Ray, jika dia sedang stres ataupun banyak pikiran. Lelaki itu memang tidak pernah mengajak temannya sama sekali, dia lebih memilih pergi sendiri serta mematikan seluruh alat komunikasinya. Mengobrol bersama pemilik kedai yg sudah mengenal Ray selama hampir 7 tahun.
.
.
“Nomor yg Anda tuju tidak dapat sihubungi. Mohon tinggalkan pesan setelah----“ laki-laki itu memutus sambungan telponnya. Sudah 3 kali dan jawaban operator perempuan yg ia dapatkan.
“Ck Ray. Kebiasaanmu tidak pernah berubah.” Ditaruhnya keitainya ke saku celana, laki-laki berperawakan sedang itu turun dari bis yang telah membawanya. “Padahal aku kan sudah disini untuk bertemu denganmu dan yg lain.”
Dengan langkah enteng, laki-laki dengan rambut hitamnya itu berjalan. Ia menghirup nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya. “Sudah lama sekali aku tidak merasakan udara malam Tokyo.”
Ia mengambil keitainya lagi begitu ia merasakan benda itu bergetar di saku celananya. Tanpa dilihat lebih dulu siapa yang menghubunginya, ia langsung menyentuh tombol hijau dan mendekatkan keitainya di telinga kanan.
“Hoi !” teriakan dari seberang telpon terpaksa membuatnya menjauhkan keitainya dari telinga. Setelah ia rasa teriakan itu berhenti, lelaki itu mendekatkan lagi keitainya. “Berisik. Bisa tidak kau pelan sedikit, aku belum tuli sampai harus kau teriaki.” Ia terkikik pelan.
Baka, kau sedang di Tokyo kan ?!”
“Ya aku sedang di Tokyo untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadamu secara langsung meskipun aku telat.” Ia tertawa lagi. Laki-laki itu berdiri di depan sebuah live house, memperhatikan tempat yg dulu sering ia gunakan untuk tampil bersama keempat temannya, dulu.
“Kifumi !” suara yg diseberang telpon berganti. Oh itu suara Tomo, katanya dalam hati.
“Hmn ? Aku tahu kalian pasti merindukanku kan ?” Laki-laki itu, Kifumi kembali berjalan menyusuri trotoar yg tidak terlalu ramai.
“Cepat kesini, kita akan merayakan ulang tahun Ryoga dan Ray bersamamu.” Ujar Tomo bersemangat, tidak mempedulikan K yang tengah berusaha meraih handphone Ryoga.
“Iya iyaa aku akan kesana, tapi tidak malam ini. Aku harus mencari penginapan dulu dan baru bisa menemui kalian besok. Lagipula, anak itu sedang marah ya ? sudah 3 kali aku mencoba menghubunginya tapi sepertinya ia sengaja mematikan handphone.”
Di seberang sana, pada akhirnya sambungan itu Tomo loud speaker agar Ryoga dan K juga mengetahui apa yang tengah Kifumi bicarakan.
“Tentu saja, kami sengaja membuatnya marah.” Ryoga menanggapi, namun segera K sahut, “Itu ide bocah Ryoga. Dan kami hanya mengiyakan.”
Kifumi tertawa sambil berjalan. “Kalian tidak berubah, masih saja membuat seseorang marah tepat sehari sebelum dia ulang tahun. Tapi salah sendiri Ray tidak pernah peka dari dulu.”
“Oleh karena itu, besok kau harus datang di live kami. Kita akan membuat kejutan untuknya dan untuk fans yg merindukanmu.” K berbicara dengan sungguh-sungguh.
Fans ya, Kifumi tersenyum sendiri. Ya memang dia sangat merindukan berdiri di atas panggung bersama Ryoga, Ray, Tomo dan K. Tapi semuanya sudah tidak bisa lagi, ada tanggung jawab yang lebih lebih besar yang sedang ia jalani sekarang.
“Yosh tunggu aku besok di tempat biasa.”
Setelah mengobrol ringan beberapa saat Kifumi pun memutuskan sambungan telponnya. Kembali mencari penginapan yang sudah menjadi langganannya setiap ia ke Tokyo. Sebenarnya ia juga sering menginap di apato teman-temannya, tapi ia tahu pasti sekarang apato ketiga temannya sedang berantakan, lalu apato Ray, tidak mungkin kan dia menginap ke tempat orang yang akan ia berikan kejutan nantinya.
.
.
.
Dengan memegang cup kopi berlabelkan sebuah brand terkenal, Kifumi duduk sambil menghisap rokoknya di sebuah kafe kecil pinggir jalan raya. Tak lama kemudian Tomo muncul yang dibelakangnya terdapat  sosok K.
Setelah melakukan salam khas mereka dan mengobrol sebentar ketiga sekawan itu berjalan meninggalkan kafe itu.
“Aku membayangkan apa yg akan Ryoga katakan kepada Ray nanti setelah insiden kemarin.” Tomo membuka suara.
“Jangan berharap banyak dengan Ryoga, dia pasti hanya akan membuat Ray mengangguk malas.” Ucap K disertai tawa. Ya memang seperti itulah Ray jika sedang marah dan ada Ryoga di dekatnya.
“Dan Ray hanya akan berkata ‘hmn’...” Kifumi menirukan nada bicara Ray jika tengah marah. Mereka bertiga hanya tertawa kecil.

Setelah kurang lebih 10 menit mereka berjalan kaki akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.
“Kau tidak apa-apa kan menunggu sampai jam 6 sore disini ?” tanya Tomo
“Aku sudah biasa menunggu, tenang saja. Untuk kalian sukses untuk live malam ini !” Kifumi mengarahkan tinjunya ke Tomo dan K.
“Tentu saja !” K mengikuti gerakan Kifumi yg disusul oleh Tomo.
.
.
.
Ray memejamkan matanya di sudut ruang make-up. Ya, dia masih kesal dengan ketiga temannya. Tapi ia tahu, jika sudah di panggung dia harus profesional. Melupakan semua masalah yang terjadi diantara mereka berempat. Memberikan penampilan terbaik atas nama BORN. Apalagi sekarang adalah ulang tahunnya.
Di sudut lain selain Ryoga, K dan Tomo, terdapat Mio yang sedang dirias, Ibuki yang sedang mengobrol bersama dengan Chobi. Live kali ini memang bukan hanya ia bermain musik bersama ketiga teman satu bandnya. Tapi juga teman-temannya yg lain.

Jam menunjukkan pukul 18:00 saatnya untuk bersiap-siap. Ray bangun dari duduknya setelah berbagi cerita dengan Ibuki. Mereka yang akan tampil berdiri dan membentuk suatu lingkaran, setelah berdoa dan menggepalkan tangan bersama-sama, satu persatu mulai berjalan keluar dari ruangan dan menyusuri lorong untuk ke atas panggung, menemui para fans yang sudah menunggu penampilan mereka.
.
.
.
Setelah membawakan 8 lagu bersama BORN, 3 lagu bersama Ryoga, Ibuki, dan Chobi, serta penampilan solonya, Ray turun dari panggung untuk mengganti bajunya dengan kaos yg sudah disiapkan.
Tanpa ragu, dia naik kembali ke atas panggung menyapa para penggemarnya yang dengan rela sudah mau menonton penampilan sekaligus merayakan ulang tahunnya. Ray menggendong gitar hitamnya sambil mengucapkan rasa terima kasihnya.
“Terima kasih banyak untuk kalian yang dengan rela meluangkan waktu untuk menontonku.” Ray tertawa yang disusul oleh tawa para fans yang kebanyakan adalah perempuan.
“Aku tidak pernah menyangka waktu cepat sekali berlalu, rasanya baru seperti kemarin aku berdiri di atas panggung dan bermusik dengan mereka. Banyak hal terjadi dengan kami, denganku yang tidak semuanya itu mengenakkan. Tapi, selalu ada pihak yang membuatku untuk terus berdiri dan bangkit, dan juga kalian, alasanku untuk terus bermusik.” Ucapan Ray disertai tepuk tangan oleh penggemarnya yang memenuhi live house itu. Tidak lupa juga teman-teman sesama musisinya yang berdiri di belakangnya atau pun yang sedang di backstage.
“Terima kasih dan maaf untuk Tomo, K dan Ryoga  yang meskipun kemarin aku sempat marah besar dengan mereka, tapi tanpa kalian aku tidak akan pernah bisa berdiri di sini.” Ryoga yg berdiri di sebelah Ray langsung merangkul Ray, dan hal itu membuat beberapa penonton berteriak histeris.

Ray terdiam beberapa saat sebelum membuka mulutnya lagi, “Sebuah lagu yang berisi rasa terima kasih untuk kalian semua.”
Ray melirik Tomo untuk mulai memainkan drumnya, Ryoga yang tengah menggengam mic serta K yang mulai memetik gitarnya. Sebuah harmonisasi yang tercipta dari musik yang mereka berempat mainkan. Namun belum selesai intro, nada yang dimainkan berbeda. Ray menoleh ke Ryoga, K dan Tomo dengan tampang bingung. Belum sempat rasa bingungnya selesai, dari sisi kanan panggung terdengar seseorang tengah bernyanyi.

“Happy birthday to Ray, happy birthday to Ray-----“

Ray membulatkan matanya, mengetahui siapa yang muncul dengan membawa sebuah kue tart manis.
“Ki—fumi ?” Ray menghentikan permainan gitarnya. Namun tidak dengan Ryoga, Tomo, K, serta Mio yang tetap melanjutkan, mereka memainkan musik happy birthday untuk Ray.
Begitu Kifumi berjalan ke tengah panggung semua fans pun berteriak. Tentu saja karena mereka sangat merindukan Kifumi. Begitu juga dengan Ray.
Begitu Kifumi berdiri di depan Ray, musik pun berhenti.
“Oi cepat tiup sebelum meleleh.” Ucapan Kifumi hanya ditanggapi dengan tawa dari Ray sebelum dia akhirnya meniup lilinnya.
“Bagaimana ? sudah lega karena marah dengan kami ?” Ryoga tiba-tiba berkata yang disahut oleh K, “Ray-chan selalu saja bisa masuk ke dalam rencana bocah kami.” Kontan saja seisi penonton serta beberapa teman mereka tertawa.
Ray membela diri, “Hoi hoi ! itu aku sengaja membuat kalian berpikir aku marah.”
Kifumi segera menyahut, “Lalu kenapa sampai mematikan handphonemu ? Padahal aku sudah jauh-jauh datang dan ingin langsung menemuimu.”
“Itu untuk melengkapi aktingku.” Ray membela lagi, kali ini ditimpali oleh Ryoga, “Ya yaa sesuka leader sajalah, tapi yang jelas hari ini kau bertambah umur. Semoga apa yang  akan terjadi semakin baik.”
Tomo memberi aba-aba dengan mengangkat stik drumnya, “HAPPY BIRTHDAY RAY-CHAN~~” dan sesisi live house itu pun menggemakan ucapan ulang tahun kepada Ray.
Membuat Ray terharu dan hampir menitikkan air matanya. Semuanya larut dalam kesenangan malam itu, bahkan Kifumi pun pada akhirnya mengangkat kembali bassnya dan memainkan satu lagu bersama dengan Ray, Ryoga, K dan Tomo. Membuat sebuah ulang tahun sang leader menjadi bermakna.


--OWARI--


Yattaaaa akhirnya fic singkat dan gaje ini selesai. maaf leader fic untukmu gaje lagi (?)
pokoknya HAPPY HAPPY HAPPY BIRTHDAY RAY~~ 
doanya sebut sendiri (?)

maaf jika banyak typo(s), bahasa yang aneh, dan segala bentuk keanehan lainnya. author buatnya waktu sedang di kantor /terus


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About